Rabu, 15 April 2015

menemukan ditemukan -repost-

habis buka tumblr mas kuntawiaji, melipir ketumblr mba mutia, dan nemu ini~
 
rasanya menemukan dan ditemukan mas yunus: 
terharu banget sama Allah… nggak bisa nggak kelepek-kelepek karena banyak sekali hal. ini kalau diceritain bisa pada baper dan ikut terharu kayaknya. ._.
*masak yang saya ceritain pasti nangis berkaca-kaca. huhu*
nanti ya dialihfiksikan di buku yang kami tulis berdua.
sudah dong.
saya mencintai dan menunggu seseorang–yang sebelum ketemu mas yunus belum ada namanya. orang ini saya doakan di setiap sujud terakhir sholat, saya istikhorohkan sampai di depan ka'bah, dan saya perjuangkan dengan cara mempersiapkan diri dan memantaskan diri.
ng. saya kapok euy berharap sama manusia. *curcol*
jadi sampai mas yunus beneran datang ke rumah, saya nggak bilang (bahkan ke diri sendiri) saya mencintai atau menunggu mas yunus–meskipun saya menemukan tanda-tanda bahwa mas yunus adalah versi nyata dari seseorang yang belum punya nama tadi. saya berkali-kali kasih tau diri sendiri bahwa cinta yang baik adalah yang secukupnya saja. supaya kalau ternyata bukan, tidak perlu patah hati sekali. kalau ternyata iya, bisa dipupuk setiap hari.
mas yunus juga sama. nggak bilang mencintai atau menunggu saya. mas yunus hanya bilang kalau saya kayak kemerdekaan yang harus diperjuangkan. ._.
yang dilakukan mas yunus waktu datang ke rumah saya adalah menjelaskan rencana-rencana hidupnya kepada kedua orang tua saya–semua kemungkinan terbaik dan terburuk yang bisa terjadi kalau saya sama mas yunus.
ayah dan ibu lalu mengiyakan–akhirnya bukan karena siapa mas yunus, apa pekerjaannya, apa yang dia punya–melainkan karena kesungguhannya bertanggung jawab, memperjuangkan saya, menjaga saya, mempertimbangkan saya pada keputusan-keputusannya, dan usahanya mempersiapkan dan memantaskan dirinya sendiri. karena akhlaknya.
selanjutnya, saya ikhlaskan hati–menerima mas yunus seperti saya berdoa selama ini. belajar ikhlas itu yang ternyata bikin jatuh cinta. awalnya sih, super skeptis dan bertanya-tanya ‘kok bisa?’. sampai saya sadar lagi kalau jatuh cinta memang butuh alasan–tapi alasannya bukan ada pada orang yang kita cintai, melainkan pada diri sendiri.
dan iya, saya sekarang menunggu. mas yunus juga menunggu. sampai hari-Hujannya datang kami menunggu. prosesnya cukup panjang ya ternyata. mas yunus juga harus menyelesaikan kewajiban-kewajiban keprofesiannya terlebih dahulu. mohon doanya!! :’D

0 komentar:

Posting Komentar