Akhirnya bawa pulang 4 novel, salah satunya 'Manusia Langit' karya Jajang Agus Sonjaya
Gak kayak rantau 1 muara yang pas minjem malemnya langsung aku abisin baca sampe kelar, novel ini dianggurin dulu
Dibiarin disamping bantal, sering dimasukin tas, biar kalo ketemu waktu senggang bisa dibaca
Akhirnya novel ini jadi pengantar bobo selama ngejagain bude ngamar di karya bakti hehe :p
Bener kata dinna, novelnya bagus :D
Di dalem novel ini, mas Sonjaya banyak nyama"in universitas dengan suku di Nias~
salah satu yang beliau kritisi adalah masalah wisuda
di Nias, setiap ada acara nikahan, kematian, kelahiran, dan sejenisnya harus dipestain
dan setiap pesta, yang empunya hajatan mesti nyiapin banyak babi untuk dikorbankan
kalo gak ngadain pesta bakal jadi bahan omongan, harga dirinya bakal turun
jadilah masyarakat disana suka nunda pernikahan, bukan apa", tapi karena babinya belum cukup untuk mas kawin, untuk seserahan, untuk pesta
masyarakat disana juga rela utang sana sini demi berlangsungnya sebuah pesta
harta bisa dicari, tapi harga diri enggak
di Universitas, setelah lulus ada acara seremonial yang namanya wisuda
untuk bisa ikutan acara ini, mahasiswa mesti bayar sejumlah uang ke universitas,
dan selama acara, mahasiswa juga harus menggunakan kostum hitam panas yang kebesaran
belum lagi kalau orangtua dan saudara ikut datang, mahasiswa juga harus memikirkan tempat tinggal, transportasi, dan segala tetek bengek lainnya cuma untuk satu hari itu
entah berapa uang yang mesti keluar hanya untuk hari itu
hari yang nunjukin kalo mahasiswa itu udah afdol jadi sarjana~
Bahkan pola pikir kita yang berpendidikan bisa dibilang sebelas duabelas sama orang" yang masih tinggal di suku-suku terpencil :')
masih banyak perbandingan lain yang ditulis sama mas sonjaya
perbandingan yang ngasih sudut pandang baru dalam melihat kampus hehe
mangga atuh mah dibaca :D
0 komentar:
Posting Komentar