liburan kemaren,
sempet nyoba bikin cerpen
gara" kiky
minta ak nilai cerpen bikinan dia hahaha
udah jadi sih, udah
ada bagian awal sama akhir sama beberapa adegan yang rencananya mau diselipin
ditengah :p
tapi tetep aja belom
jadi, belum ngalir ceritanya haha
loncat-loncat gak
jelas :p
dan entah kenapa
males buat ngelanjutin
padahal cepe udah
ngasih berbagai kritik dan perbaikan
di post ajalah ya
daripada sayang~
ini bagian
awalnyaaaa
Semakin lama hidup
di dunia, pikiran dan hati kita semakin terbiasa membaca kode, semakin lihai
mengolah kode, dan semakin cepat mengartikan kode. Dari awal sapaan kamu di
media sosial malam itu, aku bisa merasakan kemana kamu akan membawa percakapan
ini berakhir. Dan benar saja, nomer ponselku yang kamu minta.
Kalau kamu ingat,
kita sempat bersama dulu. Dulu sekali, saat masalah perasaan belum terlalu
menjadi fokus yang membingungkan. Saat bermain dan tertawa memenuhi sebagian
besar hari kita, dan rasa bahagia masih mudah kita dapatkan. Keluar berlarian
saat hujan, duduk anteng di kursi dokter gigi buatan kita, berbaikan setelah
bola tendanganmu tepat mengenai mukaku, serius menghitung lembaran daun untuk
membayar sirup batu bata yang aku buat. Aah, masa kecil yang indah. Aku sangat
berterimakasih untuk itu.
Kamu mulai sering
menghubungi aku. Entah dengan sapaan ringan yang gak penting, atau
pertanyaan-pertanyaan serius yang membuat kita berdiskusi panjang. Tapi aku tau
kemana kisah ini akan berakhir. Sama seperti kisah khas remaja berseragam putih
abu-abu. Ngobrol panjang, bertukar nomer ponsel, intens bertukar kabar,
ketemuan, makin sering ketemuan, jadian, berantem, putus, berhenti bertukar
kabar. Siklus ini seharusnya terlihat membosankan untuk orang seusia kita.
Ini bagian yang
pengen diselipin di tengah
Setelah itu, entah
sudah berapa ajakan hang out yang aku tolak. Sengaja aku tolak sebenarnya. Kamu
tau kan wanita? Terkadang kami sengaja menolak beberapa ajakan untuk terlihat
tidak terlalu mudah digapai. Tapi toh kata ‘iya’ akhirnya keluar juga, seperti
malam itu.
‘Hujan loh..’,
kataku beralasan.
‘Ini bukan hujan,
tapi gerimis romantis..’
Aku membayangkan
kamu yang tersenyum jahil saat mengatakannya. Tapi aku justru menciptakan
alasan baru, ‘Ih, lagian udah kemaleman tau pergi jam segini, mau pulang jam
berapa ntar si Bibi marah’
‘Yaudah, ntar Bibi
kita beliin martabak. Jangan pizza terus ya, aku bisa tekor hahaha’, kamu
menjawab santai.
Lagi-lagi aku
membayangkan wajah jahil kamu. Tapi aku masih ingin beralasan, ‘Jangan
berangkat jam tujuh, lagi macet-macetnya itu, bikin males..’
‘Yaudah sih, yang
nyetir aku kan?’, suara kamu mulai terdengar bete.
‘Terus emangnya mau
kemana?’, aku menjawab, masih belum luluh.
Beberapa saat kamu
terdiam, menghela nafas kecil, lalu menjawab, ‘Bukan itu poinnya, aku pengen
ketemu kamu..’
Gantian aku yang
terdiam. Kamu berhasil, aku bisa apa selain mengiyakan? Kamu berhasil
memunculkan desir ini di hati aku. Memang dasar wanita ya, udah tau gombal,
masih tetep aja kerasa nyeees di hati. Hahaha.
Ini di-ending
Satu tahun. Begitu
banyak memori yang kamu tanam. Ruang di hati ini aku sediakan semakin luas
untuk kamu. Aku lupa kalau kedekatan fisik kita hanya akan bertahan satu tahun.
Aku melupakan topik yang sudah sering berusaha kamu bahas, tapi selalu aku
anggap lalu. Dari awal aku tau ini seperti siklus remaja putih abu-abu yang bakal berakhir buruk. Ternyata jarak
yang gak seberapa ini bisa membuat kita benar-benar kembali menjadi orang
asing. Kita sama seperti kita dulu, saat percakapan lewat media sosial itu belum
terjadi.
Sekarang, ada yang
hilang setiap aku melihat jajaran penjual durian di pinggiran jalan stasiun.
Rumah makan padang rekomendasi kamu masih sering aku datangi cuma untuk memesan
menu kita, aku bahkan hafal nama pegawainya. Selalu muncul senyum yang gak bisa
ditahan waktu aku terpaksa begadang untuk belajar ujian atau sekedar
menyelesaikan tugas. Dan sekarang, setiap aku berkendara di kemacetan, kamu
selalu muncul, terlebih saat gerimis datang.
haha aneh yak?
namanya juga
coba" dan gak beres :p
itu terinspirasi
dari banyak teman haha
yaaah, mudah"an
lain kali niat bikin cerpen lagi dan beres~
13 komentar:
It's Asem, eh Awesome!
Ayo-ayo, dilanjutin. Udah keren itu mah. Tinggal nambah tokoh satu lagi, cewe lain :p *sinetron abisss
asem asem :p
emoh aah, udah biar aja gak beres :D
Aaaaahhh, gak seruu.
kakak aja yang beresin~ how how? :p
Hmm, ntar gak sesuai ah ceritanya
haha yowes, biarin aja begini~
kan udah ada endingnya, cuma belom lengkap aja
Emang flownya niatnya gimana sih?
Hmmm, flownya gimana sih rencanannya?
kereeen Tulll.. :D
tapi gak beres bei :p
udah lama gak cetingan nih kita budokter haha :D
mau ada kumpul kencaningjogja ya? aaaaaaa :')
._________.
apa den? masalah? :p
iyaaah.. :D
gathering perdana buuu..
doakan lancar yaah ^^
Posting Komentar