Rabu, 11 Desember 2013

berpapasan -repost-

Nyatanya, berpapasan itu selalu rumit untuk dirancang. Kau perlu mengukur waktu dan laju supaya bertemu dalam satu titik dari jarak tempuh sekian dan sekian. Kau perlu menyesuaikan waktu mulaimu dan lajumu dengan waktu mulainya dan lajunya. Sedemikian rinci, sedemikian detail. Hingga yakin olehmu, bahwa jarak yang akan mempertemukan kau dan nya adalah sekian dan sekian. Pada jarak ini, juga batas waktu itu.

Namun cantik, sejatinya kau tak akan pernah mampu untuk memastikan itu. Memastikan bahwa ia akan mampu berpapasan denganmu dengan waktu mulai dan laju sekian. Memastikan bahwa saat kau menyesuaikan waktu mulaimu dan lajumu itu kemudian berhenti sejenak untuk menunggunya atau mempercepat laju untuk mengejarnya, kau akan mampu berpapasan. Tidak cantik, tidak. Kau tidak akan pernah mampu untuk melakukan itu. Tidak akan pernah mampu.

Yang kau lakukan hanyalah membuat lajumu terbatasi, terlalu memperlambat, mempercepat, berkejaran, bersusah payah menyesuaikan, hingga fokusmu tak lagi atas laju hidupmu, tapi lajunya! Lajunyalah yang begitu mengubah hidupmu. Menjadi berbelok-belok, berliku-liku, menanjak, menurun, dan serangkaian jalan yang rela kau lakoni demi berpapasan dengannya. Hingga kau berasumsi bahwa ia juga merasakan kelokan yang sama, likuan yang sama, tanjakan yang sama dan turunan yang sama dengan yang kau lakoni, supaya dinamis bersama-sama. Benarkah?

Duhai cantik, tidakkah kau lelah dengan menggantungkan hidupmu pada laju orang lain? Kau menjadi seorang yang berjalan dalam arah ketidakpastian. Orientasi lajumu sudah berubah. Tidakkah kau ingat bahwa ada kendali yang lebih mengerti jarakmu? Kendali yang lebih sanggup memapaskanmu dengan yang tepat? Kendali yang lebih perlu dipapaskan jarak, waktu dan laju olehmu. Kendali yang lebih mengerti kapan waktu mulaimu, berapa laju yang kau perlukan dan jarak mana saat kau berpapasan.

Kendali itu akan tahu, kapan kau siap memulai dan dengan siapa kau berpapasan.

Ia, boleh saja datang dan berpapasan denganmu pada batas waktu, tapi itu bukan jaminan bahwa keputusan yang terambil (nanti) membuatmu dan nya berjalan beriring. Cantik, bukankah akan selalu ada pertemuan-pertemuan pendahuluan, sebelum akhirnya kita menyusun kesimpulan dan membuat jarak baru dengan waktu yang lebih tepat? Pertemuan-pertemuan yang membuat kita belajar, bahwa hal yang tidak tersampaikan akan lebih sempurna saat waktu dan jaraknya dirancang dengan apa yang teringinkan oleh kendali, atas laju sekian dan sekian. 

Jadi, saat ada orang yang menjanjikanmu berpapasan, tegakah kau menyalip kendali? Yang menjanjikan berpapasan lebih indah dan berkah, sebagai hadiah atas kesabaranmu mengayuh, menjaga yang tidak tersampaikan..
...
semangatlah! ^^





dapet dari sininih :)


0 komentar:

Posting Komentar